Rabu, 03 April 2013

mkalah spi




KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA DAN JEPANG
DALAM BIDANG PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah sejarah pendidikan islam (SPI)
Dosen : Bp. Uan Abdul Hanan,Msi








Disusun oleh:
Arif Rahman
Kukuh prasetyo
Siti Mustakaratun

FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(STAINU)
PURWOREJO
2011/2012


PENDAHULUAN
Meneliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat islam, baik dari perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangana pendidikan. Melihat kenyataan betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mencapai keberhasilan dengan berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan Agamanya disamping mengadakan perlawanan militer..
        Perlu diketahui bahwa sejarah pendidikan islam di Indonesia mencakup fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam di Indonesia, baik formal maupun non formal. Yang dikaji melalui pendekatan metode oleh sebab itu pada setiap disiplin ilmu jelas membutuhkan pendekatan metode yang bisa memberikan motivasi dan mengaktualisasikan serta memfungsikan semua kemampuan kejiwaan yang material, naluriah, dengan ditunjang kemampuan jasmaniah, sehingga benar-benar akan mendapatkan apa yang telah diharapkan.
Islam dilahirkan sebagai agama yang sempurna, yang mejadi rahmat bagi semesta alam dan juga islam diturunkan untuk memperaiki ahlak manusia yang mulai kehilangan kendalinya yang mulai rusak dan melakukan kerusakan dimana-mana terutama kerusakan mental spiritual.
Dan dalam proses perbaikan itu dalam islam juga dikenal dengan pendidikannya.
Pendidikan islam dari masa ke masa mengalami perubahan, mulai dari masa awal lahirnya, yaitu pada masa Rasulullah, kemudian pada masa Khulafa’ Urasyidin, dan dilanjutkan masa-masa berikutnya , hingga islampun mengalami masa keemasan ,kemunduran, da perbaikan yang dikenal dengan masa pembaharuan. Dan di sini yang akan kita bahas yaitu pendidikan islam di indonesia yaitu pada masa setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di indonesia atau yang lebih dikenal dengan masa penjajahan Belanda dan Jepang di indonesia
        Pada kenyataannya belanda  dan jepang mengeruk keuntungan yang sebesar –besarnya untuk kepentingan merka sendiri dengan memeras tenaga sumber daya alam penduduk pribumi.
Berikut ini penulis akan uraikan tentang sejarah singkat masuknya penajajah
Ke indonesia dan pola kebijakan pemerintah belanda dan jepang dalam pendidikan islam dalam pembahasan berikut ini.



A. Sejarah Singkat Masuknya Penjajah Ke Indonesia
Sebelum kita membahas tentang Pendidikan islam pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, kami akan membahas sekilas tentang sejarah singkat masuknya Belanda dan Jepang di Indonesia.
 Belanda
Ø
Penyebab awal Bangsa Eropa ( Barat ) melakukan ekspansi adalah karena adanya Perang salib yang terjadi dan kota Konstantinopel dikuasai Turki. Sehingga terputusnya hubungan dagang Eropa dengan dunia timur,sehingga Eropa kekurangan rempah-rempah. Karena Eropa kekurangan rempah-rempah maka mereka berusaha mencari sumber rempah-rempah. Salah satunya adalah Indonesia.
Belanda datang ke Nusantara karena pedagang Belanda dilarang berdagang dengan Portugis. Sehingga Pedagang Belanda terancam kehilangan mata pencaharian. Maka dari itu Belanda mulai mencari tempat lain untuk mendapatkan rempah-rempah. Pada tahun 1596 empat kapal Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba di Banten. Mereka di sambut dengan tangan terbuka. Karena pada awalnya bagi Banten semakin banyak kapal berlabuh semakin banyak keuangan kerajaan inilah proses awal masuknya Belanda di Indonesia.
 Jepang
Ø
Kedatangan Jepang di Indonesia dan Negara Asia lainnya memiliki maksud dan tujuan tertentu.Maksud kedatangan Jepang ke Indonesia adalah karena landasan riil dan idiil yang dimiliki oleh bangsa Jepang. Landasan riil ini antara lain karena adanya ledakan penduduk Jepang sehingga dibutuhkan tempat baru, kurangnya bahan mentah bagi industrialisasi Jepang , dan adanya pembatasan imigrasi ke Amerika dan Australia akibat kecurigaan adanya bahaya kuning. Sedangkan landasan idiilnya adalah ajaran Shintoisme yang dianut Jepang tentang Hokkaichu ,yaitu ajaran tentang kesatuan umat manusia. Jepang sebagai negara yang maju ingin mempersatukan bangsa-bangsa di Asia di bawah Kesatuan Asia Timur Raya sehingga Jepang pada awalnya mendapat banyak simpati sebagai saudara tua di antara bangsa Asia lainnya.

B. Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda Dan Pada Masa Penjajahan Jepang
-Belanda
Pendidikan islam di Indonesia pada masa penjajahan menurun kualitasnya dibandingkan masa sebelumnya (Kerajaan Islam) Belanda sebagai penjajah pada masa itu tidak memperdulikan perkembangan pendidikan di Indonesia terutama Islam karena Belanda sendiri menganut agama nashroni dan bahkan Belanda cenderung menghalangi pendidikan islam di Indonesia. Penaklukan bangsa barat atas Indonesia memang membawa sedikit kemajuan teknologi. Tetapi kemajuan teknologi itu tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahan Belanda semata. Begitu juga dalam bidang pendidikan, Belanda memperkenalkan sistem dan metode baru, tetapi sekedar unntuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah. Apa yang mereka sebut pembaharuan pendidikan itu adalah werternisasi dari kristenisasi yakni untuk kepentingan barat dan nashrani. Dua motif inilah yang mewarnai kebijaksanaan penjajah barat di Indonesia selama 3,5 abad.
Ketika Belanda sudah mulai menguasai berbagai lini di Indonesia dan pada saat Van Den Boss menjadi Gubernur Jendral di Jakartra pada tahun 1831, kebijaksanaan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sebagai sekolah pemerintah. Dan setiap keresidenan dibangun satu sekolah agama kristen. Ini adalah salah satu usaha Belanda untuk membuat mundurnya pendidikan islam di indonesia
Gubernur Jendral Van Den Capellen pada tahun 1819 M mengambil inisiatif merencanakan berdirinya sekolah dasar bagi penduduk pribumi agar dapat membantu pemerintahan Belanda. Jika kita lihat sekilas tentang rencana ini memang baik, akan tetapi jika kita pelajari lebih dalam kita akan menemukan makna bahwa dalam rencana ini Van Den Capellen menganggap pendidikan agama islam yang ada di pondok-pondok belum membantu pemerintah Belanda, para santri pondok masih dianggap buta huruf latin. Dan ini juga usaha Belanda dalam memojokan pendidikan islam yang ada di Indonesia sehingga pendidikan islam menurun.
Politik pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia yang mayoritas Islam didasari oleh rasa ketakutan, rasa panggilan agamanya dan rasa kolonialismenya.
Pada tahun 1832 M pemerintah Belanda membentuk suatu badan khusus yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan islam yang disebut Presterraden. Atas nasihat dari badan inilah maka pada tahun 1905 M pemerintah mengeluarkan peraturan yang isinya bahwa orang yang memberikan pengajaran ( Pengajian) harus meminta izin lebih dahulu. Pada tahun 1925M pemerintah mengeluarkan peraturan yang lebih ketat lagi terhadap pendidikan agama islam yaitu bahwa tidak semua orang (kyai) boleh memberikan pelajaran mengaji.
Dari uraian-uraian yang telah kita ketahui pastilah kita mengira bahwasanya pendidikan Islam turun drastis, tapi pada kenyataannya justru pendidikan islam semakin maju dari masa ke masa selama penjajahan. Ini dikarenakan para kyai bersikap nonkooperatif kepada Belanda dan akhirnya dari pendidikan islam yang ada diseluruh Indonesia munculah tokoh-tokoh Nasional yang begitu luar biasa dengan gigihnya melawan Belanda.
Dengan tampilnya Budi utomo dengan isu nasionalismenya pada       tahun1908,yang menyadarkan bangsa indonesia bahwa perjuangan selama ini
Hanya mengandalkan kekuatan kedaerahan tanpa adanya persatuan sehingga sulit mencapai kemerdekaan. Pada tahun 1926 diadakanlah kongres islam di Bogor, yang tidak mempersoalkan peraturan1905 lagi, karena telah diganti dengan peraturan baru, yaitu ordonasi guru tahun1925.
Menurut peraturan ini izin bupati tidak diperlukan untuk memberikan pelajaran agama, tetapi hendaklah guru agama islam  memberitahukan kepada pejabat yang bersangkutan tentang maksud mereka mengajar. Pemberitahuan harus disampaikan dalam formulir khusus yang diberikan oleh kepala pemerintahan setempat. Guru juga diharuskan untuk membuat daftar murid serta berbagai keterangan  mengenai kurikulum dan segalanya dalam bentuk tertentu.
Kongres al- Islam tahun 1926 ini menolak cara pengawasan tersebut karena menganggap pemeritahuan secara periodik tetang kurikulum , guru-guru dan murid sebagai beban berat , Terutama kepada masyarakat pesantren dan lembaga pendidikan islam ymg tidak mempunyai biayauntuk menyelenggarakan administrasi sekolah dengan sempurna. Sebagai contoh tentang formulir sekolah yang bersangkutan semuanya ditulis dalam bahasa belanda, Padahal boleh dikatakan hampir semua guru – guru agama tersebut hanya memahami bahasanya sendiri dan arab. Peraturan tersebut mempunyai sifat yan luas dalam penerapannya tidak terbatas dipulau jawa saja, tetapi juga diperlakukan di Aceh , Sumatera timur ,Riau ,Palembang , Tapanuli, Manado dan Lombok, Sejak 1 januari 1927.
         Sementara diminangkabau yang mempunyai banyak lembaga pendidikan agama , berhasil melepaskan diri dari ketentuan tersebut. Hal tersebut tidak disebabkan oleh kerelaan pemerintah ,Karena belanda berusaha ntuk memberlakukan peratuaran tersebut. Segera setelah terjadi pemberontakan komunis diminangkabau pada tahun 1927.
Dibeberapa tempat dapat diketahui bahwa untuk mengajarkan agama seorang guru harus memperoleh izin tersebut, Bukan hanya memberitahukan kepada pemerintahan setempat, Sebagaimana dalam ordonansi 1925,oleh karena itu,tidak salah kalau dalam masyarakat  minangkabau muncul persepsi bahwa andai kata ordonansi tersebut dtietapkan , Maka masyarakat minangkabau akan kehilangan kebebasan menjalankan aktivitas agamanya.
selanjutnya pada tahun 1932 keluar pula peraturan yang dapat menutup dan memberantas madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah, yang disebut dengan undangan sekolah liar wild school ordonantie.peraturan ini dikeluarkan setelah munculnya gerakan nasionalismeislamisasi pada tahun 1928 M berupa sumpah pemuda. Selain itu untuk lingkungan kehidupan agama Kristen diIndonesia yang selalu menghadapi reaksi dari rakyat, dan untuk dan melindungi masuknya pelajaran agama disekolah umum yamg kebanyakan muridnya beragama islam, Maka pemerintah mengeluarkan peraturan yang disebut netral agama .
 Keberadaan peraturan tersebut sangat merugikan bagi pendidkan Nasional Khususnya,maka orang Indonesia pun berpendapat bahwa peraturan tersebut merupakan usaha mematikan semangat nasional.
           Akhirnya pada tanggal 26-27 desember 1932 M, Dewan pendidikan dari permi memutuskan bahwa ordonansi tersebut melanggar dasar- dasar islam dan dasar dasar umum.
 Dengan begitu banyaknya perlawanan dari berbagai pihak indonesia secara tegas dan pasti, maka bulan februari 1933Belanda menarik kembali ordonansi tersebut “ untuk sementara “ dan menggantinya dengan sebuah keputusan yang menetapkan syarat – syarat yang lebih lunak dalam memberikan pelajaran Dengan demikian ,peratuaran –peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk menghambat dan menghalang-halangi perkembangan dan pembaharuan pemikiran islam di Indonesia . Namun kenyataannya berbicara lain , untuk saat ini kita masih meihat eberadaan lembaga pendidikan yang semakin meningkat di tengah –tengah perkembangan dunia.

 -Jepang
Pendidikan islam zaman penjajahan jepang dimulai pada pada tahun 1942-1945. Dalam perang pasifik (perang dunia ke II), jepang memenangkan peperangan pada tahun 1942 berhasil merebut indonesia dari kekuasaan belanda. Perpindahan kekuasaan ini terjadi ketika kolonial belanda menyerah tanpa sayarat kepada sekutu. Penjajahan jepang di indonesia mempunyai konsep hokko ichiu (kemakmuran bersama asia raya) dengan semboyan asaia untuk asia. Jepang mengumumkan rencana mendirikan lingkungan kemakmuran bersama asia timur raya pada tahun 1940. Jepang akan menjadi pusat lingkungan pengaruh atas delapan daerah yakni: manchuria, daratan cina, kepuluan muangtai, malaysia, indonesia, dan asia rusia.
Lingkungan kemakmuran ini disebut dengan hakko I chi-u (delapan benang dibawah satu atap).
Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan pasifik.
Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1.      Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda

Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain:
1.      Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari.
2.      Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang;
3.      Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin.
4.      Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.
5.      Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan
6.      Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU,Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan.
Kepercayaan jepang ini dimanfaatkan juga oleh umat islam untuk bagkit memberontak melawan jepang sendiri. Pada tanggal 8 juli 1945 berdirilah sekolah tinggi islam di Jakarta. Kalau ditinjau dari segi pendidikan zaman jepang umat islam mempunya kesempatan yang banyak untuk memajukan pendidikan islam, sehingga tanpa disadari oleh jepang sendiri bahwa umat islam sudah cukup mempunyai potensi untuk maju dalam bidang pendidikan ataupun perlawanan kepada penjajah. Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut: (1) Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda. (2) Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun. (3) Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian. (4) Pendidikan Tinggi.
Disini beberapa tujauan pendidikan islam ketika zaman penjajahan antara lain:
a.       azaz tujuan muhamadiyah: mewujudkan masyarakat islam yang sebenarnya dan azaz perjuangan dakwah islamiyyah dan amar ma’ruf nahi Munkar
b.      INS(Indonesische Nadelanshe School) dipelopori oleh Muhammad syafi’i )1899-1969) bertuan memdidik anak untuk berpikir rasional, mendidik anak agar bekerja sungguh-sungguh, membentuk manusia yang berwatak dan menanam persatuan.
c.       Tujuan Nahdlatul Ulama’, sebelum menjadi partai politik memgang teguh mahzab empat, disamping mejadi kemaslahatan umat islam itu sendiri.
        
  KESIMPULAN
 1.         bahwa tujuan pendidikan islam yang pertama adalah menanamkan rasa keislaman yang benar guna kepentingan dunia dan Akhirat, dan yang kedua membelah bangsa dan tanah air untuk mendapatkan kemerdekaan bangsa itu sendiri ataupun kemerdekaan secara manusiawi.
 2.    pendidikan islam pada zaman kolonial belanda tidak mendapat rintangan yang berarti, hal ini ditandai dengan bermunculanya lembaga-lembaga pendidikan yang semuanya berjalan dengan lancar walaupun terlihat abiturienya tidak bisa diterima oleh mereka dan yakin kalau kesadaran dari pihak islam telah timbul untuk tidak bekerja pada belanda yang telah menjadi perintang kemajuan bangsa. Kenyataan seperti ini sayang msih berlaku sampai sekarang sehingga orang-orang islam kurang berperan dalam pemerintahan. Hal ini tentu penyebabnya adalah melemahnya kekuatan politik islam walaupun islam di indonesia mencapai jumlah yang sangat banyak.
 3.      kemajuan pendidkan islam tidak lepas dari peran para kyai dan tokoh- lainnya serta masyarakat yang selalu ikut andil dalam melawan kebijakan kolonial yang tidak memihak pada dunia pendidikan islam di indonesia.  




















REFERENSI
Zuhairi,dkk, sejarah pendidikan islam, jakarta :bumi Aksara, 1997
http://www.taufikrahman.co.cc/2008/11/pendidikan-masa-politik-etis-di.html
Drs Rohidin Wahab,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia(Bandung:Alfabeta,2004)
Suwendi, sejarah dan pemikiran pendidikan islam (jakarta : PT grafindo Persada, 2004
Redja mudyaharjo, pengantar pendidikan (jakarta : PT grafindo Persada) 2001
Suwendi, sejarah dan pemikiran pendidikan islam (jakarta : PT grafindo Persada, 2004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar